Validasi Anggota Perpustakaan UIN Alauddin Makassar

Sebagai pusat penyedia layanan informasi, UPT. Perpustakaan UIN Alauddin berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada seluruh sivitas akademiknya. Pada bulan September ini, kampus UIN Alauddin kembali memulai semester baru yang juga diisi oleh seluruh mahasiswa baru yang diterima pada tahun ini (lebih dari 6000 orang). UPT Perpustakaan UIN Alauddin tentu telah bersedia menerima mereka semua sebagai anggota baru perpustakaan. Oleh karena itu, ke semua anggota baru tersebut dianjurkan untuk melakukan validasi data pada ruang validasi data anggota perpustakaan di lantai 1 gedung UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar (lihat gambar). Kegiatan validasi ini bertujuan untuk menyesuaikan data diri anggota perpustakaan dengan data yang telah sebelumnya dimasukkan ke dalam pangkalan data anggota perpustakaan UIN Alauddin Makassar. Dengan sesuainya data tersebut, maka anggota tersebut dapat memanfaatkan setiap layanan yang telah disediakan oleh perpustakaan.

Pemanfaatan kecanggihan teknologi informasi dan upaya-upaya perubahan dalam dunia perpustakaan itu pada dasarnya adalah dalam rangka mendekatkan informasi kepada pemustaka.  Perpustakaan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan pemustakanya. Dengan terpenuhinya kebutuhan pemustaka tersebut, ada nilai plus tersendiri yang didapatkan oleh jasa layanan UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar. Meskipun disadari, tidak mudah untuk memenuhi setiap kebutuhan pemustaka tersebut jika setiap unsur yang ada di dalamnya tidak bekerja dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

 

Worskhop Jurnal Ilmiah, Sinta, Repositori, dan Deteksi Plagiat UIN Alauddin Makassar bagi Dosen FKIK

Sejak diterbitkannya Permenristekdikti Nomor 20 Tahun 2017 tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Professor pada tanggal 27 Januari 2017 lalu, seluruh dosen di tanah air telah diwajibkan untuk mempublikasikan karya-karya tulisnya pada jurnal-jurnal ilmiah terakreditasi nasional maupun internasional. Sementara itu, untuk mempublikasikan sebuah tulisan ilmiah bukanlah proses yang tidak cepat. Mulai dari menghasilkan karya tulis yang betul-betul memiliki substansi yang baik hingga proses peer-reviewed yang tentu saja dilakukan oleh jurnal-jurnal terakreditasi dan bereputasi.

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Alauddin Makassar mengadakan workshop (judul di atas) guna memberikan wawasan tambahan kepada para dosennya mengenai jurnal-jurnal ilmiah yang ada di FKIK yang merupakan media untuk publikasi karya tulis ilmiah dan juga sebagai media komunikasi para ilmuan pada displin-disiplin ilmu yang ada di FKIK, Sinta (Sciene and Technology Index), Repositori UIN Alauddin, serta database turnitin (database deteksi plagiat karya ilmiah).

Dalam dunia pendidikan tinggi, kualitas sebuah universitas tidak hanya ditentukan oleh SDM yang dimilikinya akan tetapi output karya tulis ilmiah atau research juga menjadi gambaran kualitas itu sendiri. Research yang dikemas sesuai kaidah ilmiah baik dalam bentuk cetak, elektronik, maupun online mampu menambah kekayaan intelektual kita. Berbekal dari hal tersebut, maka Indonesia, melalui Kemenristekdiki me”launchingSinta (Science and Technology Index) pada bulan Juli di Kota Makassar. Sinta menyediakan index author (penulis), perguruan tinggi/lembaga (afiliasi) dan jurnal di seluruh Indonesia. Sinta dapat diibaratkan sebagai Scopus-nya Indonesia (pen.), yang mana Scopus merupakan media index bereputasi paling tinggi jika dibandingkan dengan DOAJ (Directory of Open Access Journals) dan Google Scholar.

Pada workshop yang digelar 2 hari ini (13 & 15 September 2017) di ruang multimedia UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, para dosen FKIK terlihat semangat dan antusias, terutama ketika ingin mendaftarkan diri mereka sebagai dosen pada portal Sinta (lihat dosen UIN Alauddin yang telah terverifikasi di sini). Bagi para dosen yang telah memiliki NIDN dan juga profil pada Google Scholar, mereka tidak mengalami kendala pada saat pendaftaran, karena memang pada portal Sinta tersebut para dosen diwajibkan untuk mengisi NIDN dan Google Scholar mereka. Pada workshop ini juga, para dosen FKIK yang belum memiliki profil Google Scholar (contoh profil GS salah satu dosen FKIK) dipandu oleh pemateri untuk dibuatkan profil Google Scholar mereka masing-masing.

Tidak hanya pada  jurnal ilmiah yang bisa digunakan sebagai media komuniksi ilmiah antar para ilmuan tetapi juga repositori institusi yang menyediakan banyak informasi ilmiah, yakni sebagai sebuah deposit data/informasi yang menyimpan seluruh karya tulis ilmiah sebuah universitas. Pada workshop ini juga, para dosen FKIK diperkenalkan Repositori UIN Alauddin Makassar oleh Tim Repositori UIN Alauddin Makassar. Untuk karya ilmiah FKIK yang telah direpositorikan saat ini berjumlah 574 item (hampir sebagian besar item tersebut merupakan skripsi dan laporan D3). Tentu saja jumlah ini masih sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan informasi setiap sivitas FKIK itu sendiri. Oleh karena itu, tim repositori ini akan mendampingi para dosen FKIK yang akan merepositorikan karya-karya ilmiah mereka, baik yang telah terpublikasi maupun yang belum terpublikasikan.

Sesi akhir workshop diisi dengan sosialisasi database turnitin. Pada sesi ini, 5 orang dosen dari FKIK telah diusulkan untuk menjadi bagian dari Tim Instruktur Deteksi Plagiat UIN Alauddin Makassar. Deteksi plagiat karya ilmiah menjadi hal yang perlu untuk dilakukan mengingat fenomena “salin-tempel” (copy-paste) yang begitu banyak dilakukan di era Google saat ini. Tidak sedikit kasus-kasus plagiat yang ada di perguruan tinggi yang pernah terjadi di tanah air, begitu pula di luar negeri. Pada sesi ini juga, para dosen FKIK sangat mendukung dengan diterapkannya program ini.

Sebagai penutup, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para dosen FKIK yang bersedia melakukan workshop ini di UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar dan melibatkan tim repositori, tim jurnal, dan tim instruktur deteksi plagiat UIN Alauddin Makassar. Semoga kegiatan 2 hari workshop ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Training Pengoperasian Website Plagiat Turnitin

Menghasilkan karya tulis Ilmiah merupakan sebuah kewajiban bagi setiap mahasiswa/i yang akan menyelesaikan studinya di perguruan tinggi. Banjir informasi di era google saat ini memanjakan siapa saja untuk berselancar di dunia maya mencari dan menemukan informasi yang diinginkannya. Memperoleh konten berkualitas sangatlah mudah dan cepat, dengan mengakses beberapa situs resmi yang tersedia, seperti misalnya di repositori-repositori di tiap-tiap perguruan tinggi, jurnal internasional yang diterbitkan secara online terbuka ataupun yang berbayar, serta berbagai media informasi lainnya yang menyediakan beragam informasi sesuai dengan kebutuhan pencari informasi.

Dengan banyaknya informasi yang tersedia di internet menciptakan fenomena di masyarakat digital saat ini, yakni salin-tempel (copy-paste), atau yang lazim disebut dengan tindakan plagiasi atau plagiat. Plagiat adalah “perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai” (Permendiknas RI Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi).

Maraknya kegiatan plagiat membuat pihak kampus ataupun universitas harus mengambil tindakan dan kebijakan pencegahan. Saat ini banyak aplikasi uji plagiasi tersedia baik secara online maupun berbayar.  Salah satu di antaranya yaitu Turnitin. Turnitin merupakan  sebuah website yang menyediakan fasilitas untuk mendeteksi suatu tindakan plagiasi atau plagiat terhadap karya ilmiah yang keaslian atau autentifikasinya harus diuji. Turnitin pertama kali digunakan oleh mahasiswa di Amerika Serikat pada tahun 1996. Turnitin hanya digunakan oleh mahasiswa untuk mereview tulisannya. Seiring perkembangannya,  teknologi Turnitin kemudian dikembangkan pada tahun 2008, dan digunakan di Indonesia pada tahun 2012 di Binus University. Turnitin bekerjasama dengan Crossref. Sudah ada beberapa kampus ternama di Indonesia yang menggunakan Turnitin seperti UI (Universitas Indonesia), UGM (Universitas Gadjah Mada), Unpad (Universitas Padjajaran). Tidak hanya di universitas saja, beberapa sekolah ternama bertaraf internasional di tanah air juga menggunakannya. Kini, UIN Alauddin Makassar pun telah menerapkan deteksi plagiat seperti itu.

Telah banyak kasus plagiat ditemukan di tanah air, seperti yang dipaparkan oleh Ibu Ririana, representatif dari iGroup Turnitin, pada saat memberikan training singkat kepada para operator-operator website turnitin UIN Alauddin Makassar yang dilaksanakan di Ruang Multimedia Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar. Pada training ini juga dihadiri oleh beberapa mahasiswa/i tahap akhir studi, dosen, pustakawan, dan juga mahasiswa/i pascasarjana. Kasus-kasus plagiat yang ada tentu saja dapat menjadi pelajaran bagi siapa saja, khususnya di perguruan tinggi agar dapat mempertahankan dan menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran. Penerapan deteksi plagiat di kampus ini merupakan terobosan baru demi meraih cita-cita UIN Alauddin Makassar yakni menjadi salah satu World Class University dengan menghasilkan penelitian yang berkualitas dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat dunia. Semoga dengan penerapan deteksi plagiat dengan menggunakan website turnitin ini, pemanfaatannya dapat dioptimalkan, dan UIN Alauddin Makassar dapat terus meningkatkan kualitas hasil karya-karya tulis ilmiahnya.

Tata Kelola Repositori Perpustakaan ANU

Suhu udara di Canberra saat ini yakni 3o Celcius. Udara di luar yang sangat dingin menembus berlapis-lapis pakaian yang kami kenakan, Muh. Quraisy Mathar (Kepala UPT Perpustakaan UIN Alauddin) dan Prof. Hamdan Juhannis (Wakil Rektor IV UIN Alauddin). Kami berada di negeri kanguru ini dalam rangka melakukan kunjungan dinas luar negeri UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar untuk mengetahui bagaimana tata kelola repositori institusi Australian National University (ANU) Library, salah satu perpustakaan perguruan tinggi terbaik di dunia.

Bertempat di salah satu cabang Perpustakaan ANU, Chiefly Library, kami berdua diterima dengan sangat ramah dan hangat oleh Heather Jenks dan Roxanne Missingham. Keduanya merupakan pustakawan senior yang telah lama bekerja di perpustakaan tersebut. Sebelum berdiskusi, Heather Jenks mengajak kami berdua untuk melihat-lihat bentuk-bentuk layanan yang ada di perpustakaan tersebut. Tata letak ruang baca, laboratorium komputer, rak-rak buku, hingga meja-meja kerja para staf pustakawan terlihat sangat rapi dan nyaman. Para pengunjung perpustakaan terlihat sangat nyaman memanfaatkan setiap fasilitas di ruang perpustakaan tersebut.

Setelah berkeliling sebentar, Heather Jenks selanjutnya mengajak kami ke dalam ruang kerja Roxanne Missingham yang memang telah menunggu kami untuk berdiskusi panjang lebar mengenai tata kelola repositori institusi ANU.

Repositori ANU (Repository ANU: https://openresearch-repository.anu.edu.au/community-list) merupakan salah satu repositori yang terbaik di perguruan tinggi di dunia. Dengan puluhan ribu koleksi digital yang mereka miliki dan hampir sebagian besar koleksi-koleksi digital tersebut dapat diakses secara gratis menjadikan repositori ini menjadi media yang terbaik untuk dikunjungi. Kehadiran repositori tersebut mendukung kegiatan-kegiatan riset dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi seluruh sivitas ANU.

Kami memperoleh banyak pengalaman bagaimana repositori ANU ini dikelola. Memang tidak mudah memenuhi setiap kebutuhan informasi yang diinginkan oleh seluruh masyarakat kampus ANU, namun perpustakaan ANU, melalui repositorinya selalu akan berusaha memberikan yang terbaik dalam pemenuhan kebutuhan tersebut.

Menurut Heather dan Roxanne, sejak tahun 2015 berdasarkan survey yang mereka lakukan, terjadi peningkatan pemanfaatan yang sangat signifikan terhadap akses ke repositori mereka. Jumlah peningkatan tersebut jauh melampaui jumlah pemanfaatan koleksi-koleksi tercetak mereka seperti buku, jurnal, majalah, dan lain sebagainya yang masih tersedia di setiap perpustakaan di ANU. Melihat kondisi nyata tersebut, peningkatan layanan repositori ANU juga mesti terus ditingkatkan. Salah satunya dengan mengagendakan sebuah program yang dinamai “Digital Literacy”.

Digital literacy di ANU mengajak para sivitasnya untuk bagaimana menemukan informasi-informasi yang mereka butuhkan, bagaimana cara merujuk hasil-hasil penelitian, bagaimana cara merancang dan membangun penelitian yang baik, hingga bagaimana cara mempublikasikan dan mendesiminasikan karya-karya tulis mereka. Menurut kami, hal ini sangat positif jika juga dapat diterapkan di kampus UIN Alauddin Makassar, yakni bagaimana perpustakaan memiliki peran sentral dalam meningkatkan kualitas karya-karya tulis ilmiah di kampus.

Hal menarik lainnya, yakni Perpustakaan ANU memiliki peran dalam meningkatkan h-index (impact factor) setiap karya-karya ilmiah yang mereka miliki. Dengan memanfaatkan Google Scholar, Bibliometric, dan Almetrics, setiap karya-karya ilmiah di kampus tersebut telah terindex dan dapat diakses seluas mungkin, yang tentu saja dengan demikian akan memberikan dampak terhadap penelitian dan ilmu pengetahuan di dunia.

Kunjungan singkat kami di Perpustakaan ANU ini merupakan kunjungan yang sangat bermanfaat khususnya bagi pengembangan peran Perpustakaan UIN Alauddin Makassar. Apa yang telah diperoleh dari kunjungan ini sebaiknya kami terapkan juga di perpustakaan UIN Alauddin Makassar.

Perpustakaan UIN Alauddin Mengirim 4 Orang Pustakawan di DELSMA

delsma

UPT Perpustakaan Pusat UIN Alauddin mengutus 4 orang pustakawan; Hj. Andi Ariyana Bohang, Fatmawati, Syamsir, dan Andi Mansyur, untuk mengikuti seleksi DELSMA (Development of Library System Management) yang diadakan di Kota Bogor. Seleksi DELSMA merupakan salah satu program Kementerian Agama RI yang diperuntukkan bagi para pustakawan-pustakawan yang bekerja di perpustakaan-perpustakaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.