Repositori UIN Alauddin Makassar yang sejak pertama kali dijalankan tahun lalu, 2016, kini semakin bertambah jumlah karya ilmiah di dalamnya. Ini merupakan hasil kinerja tim repositori yang langsung di bawah pimpinan Rektor UIN Alauddin Makassar. Dengan semakin bertambahnya karya-karya tulis ilmiah yang dapat diakses secara online ini, dengan demikian para sivitas UIN Alauddin juga dapat memanfaatkan karya-karya tersebut.
Kunjungan dari Perpustakaan STAIN SAS BABEL
Hari ini, Kamis 27 Juli 2017, UPT Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar menerima kunjungan dari kawan-kawan Perpustakaan STAIN Syekh Abdurrahman Sidik Bangka Belitung. Delegasi ini beranggotakan 4 orang; Umi Asih Asnah Zubaidah, Nelly Sanawiyah, Aisyah, dan Darmawan. Tujuan kedatangan rombongan dari Bangka Belitung ini ialah “Rihlah Ilmiah Perpustakaan” yakni ingin berbagi pengalaman mengenai manajamen perpustakaan perguruan tinggi, baik itu seperti pengadaan, pengolahan, klasifikasi, sirkulasi, otomasi perpustakaan, hingga kebijakan-kebijakan yang ada di perpustakaan masing-masing. Delegasi ini langsung disambut oleh Kepala UPT Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar, M. Quraisy Mathar bersama dengan seluruh pustakawan dan staf di perpustakaan. Hampir 2 jam rombongan ini melihat-lihat dan berdiskusi santai di perpustakaan. Semoga kunjungan ini dapat saling mengembangkan lembaga sekaligus mempererat tali silaturahim antar kedua pihak.
Repositori UIN Alauddin Makassar Telah Masuk Dalam Daftar Ranking Repositori Dunia
Repositori menjadi salah satu media yang membantu peran pustakawan saat ini. Kedekatan antara pengunjung dan koleksi perpustakaan kini sangat dirasakan dengan kehadiran repositori tersebut. Repositori UIN Alauddin Makassar telah dibangun sejak awal tahun 2016 lalu. Hingga saat ini, repositori ini telah memiliki ribuan karya ilmiah berupa skripsi, tesis, disertasi, artikel jurnal, makalah, prosiding yang dapat diakses secara mudah oleh siapa saja. Selain itu, juga terdapat beberapa buku-buku karya dosen, namun untuk koleksi tersebut, saat ini, aksesnya perlu dengan izin dari penulis buku-buku tersebut.
Pada tanggal 18 Juli 2017 (Selasa), repositori UIN Alauddin Makassar telah masuk dalam daftar Rangking Web Repositori. Dengan masuknya repositori ini, artinya diseminasi (penyebaran) karya-karya ilmiah yang diterbitkan oleh UIN Alauddin Makassar dapat lebih luas lagi, mengglobal. Saat ini, pada rangking tersebut, repositori UIN Alauddin Makassar berada pada urutan 2154 di dunia, 532 di Asia, dan 70 di Indonesia.
Keberadaan repositori ini tentunya diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya bagi sivitas UIN Alauddin sendiri. Tiap hari, tim repositori UIN Alauddin Makassar yang berkantor di UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar melakukan penginputan karya-karya ilmiah digital yang tidak lain tujuannya agar dapat dimanfaatkan oleh para pencari informasi. Repositori ini didesain semudah mungkin untuk dimanfaatkan oleh siapa saja.
Hari Pustakawan Indonesia
REFLEKSI HARI PUSTAKAWAN 6 JULI
(Hijrana)
Pustakawan identik dengan seseorang yang menjaga buku, bahkan pandangan ini menjadi opini publik. Jika ada yang berfikir bahwa pustakawan hanyalah seorang penjaga buku, maka pemikiran itu tidaklah tepat karena perpustakaan merupakan pusat peradaban dan perubahan. Pustakawan bukanlah seorang yang sekedar menjaga buku akan tetapi mereka adalah pusat informasi (information center) yang mampu memberikan informasi kepada pemustaka (users)
Menjadi seorang pustakawan profesional adalah tuntutan bagi setiap pustakawan, khususnya di tanah air. Tentu menjadi seorang pustakawan seperti itu mewajibkan beberapa karakter dan kompetensi yang harus dimiliki. Karakter dan kompetensi tersebut telah diuraikan di UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, etika kepustakawanan, serta buku-buku teori dalam bidang ilmu perpustakaan. Namun terkadang teori dan penerapan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Perpustakaan tanpa seorang pustakawan seperti sebuah rumah tanpa tiang, karena pustakawan akan menjadi tiang bagi sebuah perpustakaan yang menyangga berdirinya sebuah perpustakaan yang kokoh. Sebagai tiang penyangga, tentu saja karakter dan kompetensi yang disebutkan di atas haruslah kuat. Sementara itu, perkembangan teknologi yang memang tidak dapat dipungkiri kecepatan dan kedinamisannya mengharuskan seorang pustakawan untuk mampu mengikuti kecepatan dan kedinamisan tersebut, bahkan pustakawan seharusnya dapat mengontrol secara penuh kondisi tersebut, karena memang pustakawan telah dikenal sebagai “agent of change“.
Perpustakaan seperti lautan yang ketika kita mampu menyelam pada kedalaman yang paling dalam maka kita akan mampu menemukan mutiara bahkan harta karun terpendalam di dalamnya. Namun tidak sedikit juga perpustakaan yang masih terkesan sebagai “gudang penyimpanan” buku-buku saja. Tentu pemahaman seperti ini perlu diluruskan, dan yang harus meluruskan ialah para pekerja informasi tersebut, yakni pustakawan. Memang akan terasa kurang lengkap jika seseorang berbicara tentang perpustakaan tanpa membicarakan pustakawan itu sendiri. Oleh karena itu, perpustakaan adalah pustakawannya.
Di ulang tahunnya yang ke 44 ini, setiap perpustakaan harus dikelola oleh orang-orang yang berkarakter dan berkompetensi yang mumpuni. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa profesi pustakawan sejak awal pendiriannya hingga saat ini masih dalam proses “berjuang” untuk dapat dikenal dan diterima oleh masyarakat. Tentu saja perlu usaha keras dari setiap perpustakaan, khususnya asosiasi atau organisasi-organisasi profesi dan ilmiah yang ada saat ini demi meraih cita-cita yakni perpustakaan hadir untuk masyarakat. Selamat Hari Perpustakaan 6 Juli 2017.
Jayalah Terus Kepustakawanan. Peradaban Dimulai dari Perpustakaan
Pustakawan Prima Perpustakaan UIN Alauddin Makassar
Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar yang hampir setiap hari kerja ramai dikunjungi civitas kampus selalu memberikan layanan prima kepada para pengunjungnya. Salah satu bagian yang cukup sibuk di perpustakaan ini ialah pada layanan sirkulasi. Layanan sirkulasi merupakan layanan di mana pemustaka dan pustakawan melakukan transaksi peminjaman dan pengembalian koleksi perpustakaan. Mungkin dapat dikatakan, hampir setiap detik pustakawan/petugas di bagian ini disibukkan dengan melayani pemustaka. Sebagai contoh Fatmawati (gambar kiri), seorang pustakawan yang telah puluhan tahun bekerja di perpustakaan ini selalu memberikan layanan prima kepada siapa saja pemustaka yang dilayaninya.
Layanan sirkulasi memberikan andil besar terhadap kesan dan pesan yang dapat diberikan oleh para pemustakan terhadap perpustakaan. Bagaimana tidak, ini dikarenakan pada layanan inilah banyak terjadi interaksi langsung antara pustakawan dan pemustaka. Ketika pemustaka merasa senang akan layanan yang diberikan, maka itu akan berkesan positif terhadap mereka, begitu pula sebaliknya. Dengan demikian, pustakawan yang ditempatkan pada bagian ini haruslah pustakawan yang memiliki keterampilan khusus dalam memberikan layanan prima kepada para pemustaka. Semoga seluruh pustakawan yang ada di tanah air dapat memberikan layanan prima.