Menghasilkan karya tulis Ilmiah merupakan sebuah kewajiban bagi setiap mahasiswa/i yang akan menyelesaikan studinya di perguruan tinggi. Banjir informasi di era google saat ini memanjakan siapa saja untuk berselancar di dunia maya mencari dan menemukan informasi yang diinginkannya. Memperoleh konten berkualitas sangatlah mudah dan cepat, dengan mengakses beberapa situs resmi yang tersedia, seperti misalnya di repositori-repositori di tiap-tiap perguruan tinggi, jurnal internasional yang diterbitkan secara online terbuka ataupun yang berbayar, serta berbagai media informasi lainnya yang menyediakan beragam informasi sesuai dengan kebutuhan pencari informasi.
Dengan banyaknya informasi yang tersedia di internet menciptakan fenomena di masyarakat digital saat ini, yakni salin-tempel (copy-paste), atau yang lazim disebut dengan tindakan plagiasi atau plagiat. Plagiat adalah “perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai” (Permendiknas RI Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi).
Maraknya kegiatan plagiat membuat pihak kampus ataupun universitas harus mengambil tindakan dan kebijakan pencegahan. Saat ini banyak aplikasi uji plagiasi tersedia baik secara online maupun berbayar. Salah satu di antaranya yaitu Turnitin. Turnitin merupakan sebuah website yang menyediakan fasilitas untuk mendeteksi suatu tindakan plagiasi atau plagiat terhadap karya ilmiah yang keaslian atau autentifikasinya harus diuji. Turnitin pertama kali digunakan oleh mahasiswa di Amerika Serikat pada tahun 1996. Turnitin hanya digunakan oleh mahasiswa untuk mereview tulisannya. Seiring perkembangannya, teknologi Turnitin kemudian dikembangkan pada tahun 2008, dan digunakan di Indonesia pada tahun 2012 di Binus University. Turnitin bekerjasama dengan Crossref. Sudah ada beberapa kampus ternama di Indonesia yang menggunakan Turnitin seperti UI (Universitas Indonesia), UGM (Universitas Gadjah Mada), Unpad (Universitas Padjajaran). Tidak hanya di universitas saja, beberapa sekolah ternama bertaraf internasional di tanah air juga menggunakannya. Kini, UIN Alauddin Makassar pun telah menerapkan deteksi plagiat seperti itu.
Telah banyak kasus plagiat ditemukan di tanah air, seperti yang dipaparkan oleh Ibu Ririana, representatif dari iGroup Turnitin, pada saat memberikan training singkat kepada para operator-operator website turnitin UIN Alauddin Makassar yang dilaksanakan di Ruang Multimedia Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar. Pada training ini juga dihadiri oleh beberapa mahasiswa/i tahap akhir studi, dosen, pustakawan, dan juga mahasiswa/i pascasarjana. Kasus-kasus plagiat yang ada tentu saja dapat menjadi pelajaran bagi siapa saja, khususnya di perguruan tinggi agar dapat mempertahankan dan menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran. Penerapan deteksi plagiat di kampus ini merupakan terobosan baru demi meraih cita-cita UIN Alauddin Makassar yakni menjadi salah satu World Class University dengan menghasilkan penelitian yang berkualitas dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat dunia. Semoga dengan penerapan deteksi plagiat dengan menggunakan website turnitin ini, pemanfaatannya dapat dioptimalkan, dan UIN Alauddin Makassar dapat terus meningkatkan kualitas hasil karya-karya tulis ilmiahnya.