Launching Tim Pendampingan Jurnal Online UIN Alauddin

Pada tahun 2019 nanti, UIN Alauddin akan mengajukan akreditasi institusi. Ada banyak indikator sehingga sebuah institusi dapat meraih akreditasi yang terbaik, salah satunya yakni publikasi ilmiah. Media publikasi ilmiah itu sendiri beragam jenisnya, termasuk jurnal. Sebagai institusi besar, hingga saat ini UIN Alauddin telah memiliki 67 jurnal ilmiah, yang mana beberapa di antaranya ialah jurnal-jurnal baru yang terbit pada tahun 2017 lalu, dan rencananya akan ada 3 jurnal lagi yang akan terbit pada tahun 2018 ini.

Banyaknya jurnal ilmiah di kampus ini membuka peluang bagi para dosen/peneliti, bahkan para peneliti pemula untuk dapat menerbitkan karya-karya tulis ilmiahnya. Namun disayangkan, tidak semua jurnal-jurnal tersebut konsisten dalam penerbitannya yang tentu saja disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kurangnya kebijakan yang mendukung, sumber daya manusia yang berkompeten, sulitnya menemukan tulisan, hingga rendahnya minat mengelola jurnal karena kurangnya bentuk penghargaan, dan sebagainya.

Di tahun 2018 ini, Rektor UIN Alauddin selaku penanggung jawab dan Wakil Rektor I selaku ketua, membentuk Tim Pendampingan Jurnal Online UIN Alauddin. Tim yang akan berkantor di Rumah Jurnal di UPT Perpustakaan UIN Alauddin ini ditugasi untuk melanjutkan pekerjaan yang telah dilakukan oleh tim yang juga sebelumnya dibentuk tahun lalu, yakni kembali memberikan asistensi tata kelola jurnal sesuai standar Akreditasi Jurnal Nasional (ARJUNA), serta memberikan penguatan lebih kepada para pengelola-pengelola jurnal di kampus.

Diundang langsung oleh Ketua Tim, Prof. Dr. Mardan, M.Ag. di ruang kerjanya, mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh anggota tim atas kesediaannya mengemban amanah ini. Selain itu, beliau juga memberikan semangat dan motivasi serta dukungan penuh kepada apapun yang hendak dilakukan oleh tim pendampingan jurnal ini selama itu baik untuk kemajuan dan pengembangan institusi.

Anggota tim pendampingan berjumlah 7 orang, yakni:

  1. Dr. Irwan Misbach, S.E., M.Si
  2. Marwati, ST., MT
  3. Aisyah, S.Si., M.Si
  4. Zaenal Abidin, S.S., M.HI
  5. Andi Dian Angriani, S.Pd., M.Pd
  6. Reza Maulana, S.Kom., M.Kom
  7. Taufiq Mathar, S.Pd., MLIS

Pada rapat pertama tim pendampingan jurnal online ini, beberapa hal penting dibahas, yakni pengklasteran jurnal-jurnal yang ada di kampus, agenda workshop yang dapat diadakan, Sinta dan Arjuna, indeksasi jurnal, peningkatan sitasi, hingga yang tak kalah penting yaitu alokasi anggaran peningkatan tata kelola jurnal pada tahun 2018 ini. Selain itu, tim ini juga akan berusaha membangun komunikasi yang intensif dengan seluruh pengelola jurnal yang ada di kampus, khususnya jurnal-jurnal yang memiliki kendala besar dalam pengelolaan jurnal.

Tentu dengan kehadiran tim pendampingan ini, UIN Alauddin mengharapkan akan adanya jurnal-jurnal yang terakreditasi nasional, atau bahkan mempunya reputasi internasional. Dari data sebelumnya, telah ada beberapa jurnal yang insya Allah dalam waktu dekat ini jurnal-jurnal tersebut akan terakreditasi nasional terlebih dahulu.

Sharing Session Tata Kelola Jurnal Online FTK (Jurnal Auladuna)

Jurnal Auladuna merupakan salah satu jurnal yang ada di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar terbit pertama kali pada tahun 2014 dengan kala terbit Januari dan Juli. Bidang kajian Jurnal Auladuna tentang Pendidikan Dasar Islam, bersama Tim pengelola Jurnal Auladuna mengadakan sharing session di Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Kamis, (15/3) di Ruang Multimedia Lt. 3. Sharing ini dilakukan untuk memberikan pelatihan singkat tentang tata kelola jurnal menggunakan OJS (Online Jurnal System).

Mengelola jurnal online dengan mengonlinekan jurnal adalah dua hal yang berbeda, dimana tata kelola jurnal yang dulu dengan sekarang tidak lagi menggunakan paper (versi cetak) akan tetapi sudah menggunakan versi online semi daring. Semi daring tidak harus melalui proses peer review, bisa menggunakan quick submit. Proses penerbitan secara instan tanpa melalui editor dan di review oleh reviewer.

Dalam OJS ada beberapa tingkatan pengelola jurnal seperti editor in chief (penanggung jawab), manager editor (yang memenage jurnal), editor (yang memilih reviewer), reviewer (orang yang ahli dalam bidang suatu ilmu), author (penulis). Proses penerbitan artikel melalui beberapa tahapan, pertama artikel di submit oleh author, kemudian manager editor menentukan editor yang akan menghandle artikel, lalu editor memilih reviewer, kemudian reviewer mereview artikel, setelah di review oleh reviewer artikel tersebut diteruskan ke editor dan editor yang akan menyampaikan ke penulis beberapa catatan dari reviewer kemudian artikel bisa di publikasi setelah melalui proses editing, dan layout sesuai template jurnal.

Tata kelola jurnal yang baik ditentukan oleh manager editor yang memegang peranan penting dalam suatu jurnal sampai pada penerbitan.

Pelatihan Aplikasi Turnitin untuk Menghindari Plagiarisme

Sejak tahun lalu, UIN Alauddin telah melanggan sebuah database deteksi plagiat yang dikenal dengan nama ‘Turnitin’. Ada beberapa perguruan tinggi ternama di dunia, termasuk di tanah air yang juga menggunakan database serupa. Ini tidak lain dikarenakan semakin banyaknya konten-konten elektronik/digital yang ada di internet, yang tentu saja memudahkan siapa saja untuk memperolehnya. Generasi millenia saat ini telah dimanjakan dengan kemudahan akses informasi tersebut. Ada kecenderungan sebagian orang untuk menghasilkan karya tulis dengan cara ‘instan’, atau yang biasa dikenal dengan istilah ‘copy-paste’.
Beberapa media cetak ataupun elektronik, beberapa bulan lalu pernah memberitakan kasus-kasus plagiat yang pernah terjadi di tanah air. Tentu saja tindakan plagiat adalah tindakan yang dilarang, terlebih-lebih ketika plagiat tersebut terjadi di lingungan akademik seperti perguruan tinggi. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi memberikan definisi tentang plagiat yakni ‘Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak disengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai kerya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai’. Sementara itu orang yang melakukan tindakan plagiat disebut plagiator.

Bertempat di Gedung Lecture Theater (LT) Fakultas Sains dan Teknologi (FST), kegiatan “Pelatihan Aplikasi Turnitin untuk Menghindari Plagiarisme” telah diselenggarakan. Pada kegiatan tersebut, Dr. Cut Muthiadhin, S.Si., M.Si., selaku narasumber, menjelaskan kepada para peserta kegiatan yang terdiri dari mahasiswa/i dan Dosen di FST tentang apa itu plagiarisme, bagaimana mencegahnya, dan peran aplikasi Turnitin dalam usahanya untuk mendeteksi ataupun meminimalisir tindakan-tindakan plagiat yang mungkin saja bisa terjadi di kalangan mahasiswa/dosen di era ‘Google’ saat ini.
Dengan adanya kegiatan semacam ini, tentu dapat memberikan manfaat yang baik kepada seluruh sivitas kampus dalam usahanya untuk mencegah atau bahkan meniadakan tindakan-tindakan plagiat yang memang akhir-akhir ini ada diberitakan. Perguruan tinggi, sebagaimana disebutkan pada Undang-undang, mengemban misi untuk mencari, menemukan, mempertahankan, dan menjunjung tinggi kebenaran. Sementara plagiat adalah tindakan yang salah.

Workhsop Visitasi Jurnal Online UIN Alauddin

Jurnal ilmiah menjadi berita yang ‘seksi’ di akhir-akhir ini. Mengapa demikian, karena semua perguruan tinggi kini ‘meliriknya’. Publikasi ilmiah menjadi gengsi sebuah perguruan tinggi di jenjang nasional apalagi internasional. Semakin banyak publikasi ilmiah yang dipublikasikan oleh sebuah jurnal pada sebuah perguruan tinggi, akan berbanding lurus dengan gengsi perguruan tinggi tersebut.
Mengelola sebuah penerbitan jurnal adalah pekerjaan yang mudah bagi orang-orang yang ber-ijtihad dan istiqomah. Ada istilah yang lumrah di kalangan para pengelola jurnal yakni ‘original’, orang-orang gila jurnal. Jurnal bagi mereka merupakan istri/suami kedua, karena memang hampir tiada hari yang terlewatkan bagi para pengelola jurnal tanpa ‘berhubungan’ dengan jurnalnya masing-masing.
Saat ini, Universitas Islam Negeri Alauddin memiliki 67 jurnal yang diterbitkan oleh seluruh jurusan, fakultas, beberapa lembaga yang ada di kampus, serta pascasarjana. Salah satu dari jurnal tersebut pernah terakreditasi nasional pada tahun 2010-2015, namun akreditasinya tidak dapat dipertahankan kembali karena satu dan lain hal. Sejak tahun itu hingga kini, kampus tidak lagi memiliki jurnal-jurnal yang terakreditasi nasional. Oleh karena itu, pada tahun 2016 lalu, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik, Prof. Dr. Mardan, M.Ag. memprogramkan untuk membenahi kembali tata kelola jurnal yang ada di kampus dengan menyesuaikan dan mengikuti standar tata kelola jurnal yang ada.

4

Selama setahun ini, terlihat beberapa peningkatan yang cukup siginifikan, khususnya terkait paradigma tata kelola jurnal berbasis online. Satu persatu jurnal di kampus mulai menjalankan mekanisme tata kelola jurnal online tersebut, ada beberapa di antaranya yang sangat cepat bergerak karena didukung oleh tim yang solid, ada juga yang bergerak lambat tapi pasti.
Bertempat di Ruang Rapat Senat Gedung Rektorat UIN Alauddin, telah dilangsungkan kegiatan “Workshop Visitasi Jurnal Online UIN Alauddin Makassar”. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang pertama kalinya diadakan dengan mengundang salah satu asessor jurnal Kemenristekdikti, Prof. Dr. Irwansyah, SH., MH.. Beliau diundang untuk memberikan masukan-masukan kepada jurnal-jurnal di UIN Alauddin yang nantinya akan mengajukan akreditasi nasional. Selain asessor, salah satu narasumber lainnya yang diundang ialah Ahsan Yunus, SH., MH. yang merupakan Managing Editor dari Hasanuddin Law Review, salah satu jurnal UNHAS yang telah terakreditasi pada tahun 2017 lalu. Pada kegiatan ini, kedua narasumber telah memberikan banyak sekali masukan dan pengalaman-pengalamannya kepada pengelola-pengelola jurnal di UIN Alauddin yang sempat hadir pada workshop ini, yang tidak lain ialah Editor in Chief atau Managing Jurnal pada jurnalnya masing-masing. Dari apa yang telah dipaparkan oleh asessor jurnal dan juga sharing session Hasanuddin Law Review hingga dapat terakreditasi nasional, tentunya para pengelola jurnal yang ada di UIN Alauddin semakin dapat memantapkan tata kelola jurnalnya masing-masing. Harapan kampus tentunya ada salah satu di antara 67 jurnal tersebut dapat terakreditasi Nasional di tahun 2018 ini, dan tahun-tahun yang akan datang.

 

Rapat Persiapan Pengajuan Akreditasi

UPT Perpustakaan UIN Alauddin yang saat ini berakreditasi B akan kembali mengajukan akreditasi ke Badan Akreditasi Perpustakaan Perguruan Tinggi. Rapat yang berlangsung pagi tadi (22/2) di ruang rapat pustakawan lantai 1 perpustakaan dipimpin langsung oleh Kepala Perpustakaan, M. Quraisy Mathar, dan dihadiri oleh seluruh pustakawan dan staf perpustakaan. Pada rapat yang pertama ini, instrumen-instrumen akreditasi yang terdiri dari 6 komponen utama tersebut dikaji satu persatu, hingga pembagian job description bagi para pustakawan. Dengan rapat awal ini tentu diharapkan setiap orang dapat memberikan kontribusi yang nyata agar UPT Perpustakaan UIN Alauddin di tahun ini dapat terakreditasi A.
IMG_20180222_082626 IMG_20180222_082629 IMG_20180222_082639