Samata, Gowa (19/04/18). Sejak diberlakukannya pengecekan plagiat pada setiap karya ilmiah yang dihasilkan oleh seluruh Mahasiswa/i UIN Alauddin Makassar, banyak Mahasiswa/i semester akhir berkunjung ke UPT Perpustakaan UIN Alauddin untuk mengecek karya tulis ilmiah mereka. Sejak itu, ada beragam laporan hasil pengecekan turnitin (database plagiat yang telah dilanggan), ada yang sangat memuaskan, tidak sedikit juga yang memang perlu direvisi (perbaiki). Beberapa Mahasiswa/i terlihat begitu gelisah menunggu hasil pengecekan turnitin yang dilakukan oleh para Tim Instruktur Turnitin tiap-tiap fakultas. Ketika ditemukan hasil pengecekan dengan tingkat kemiripan yang sangat tinggi, tim ini akan mengecek sedetil mungkin untuk memastikan apakah betul beberapa bagian dari karya tulis tersebut adalah plagiasi. Tentu saja bukanlah pekerjaan yang mudah untuk menginterpretasikan plagiat atau tidaknya sebuah karya tulis ilmiah.
Hari ini, bertempat di Ruang Rapat Wakil Rektor 2, Gedung Rektorat UIN Alauddin, konsultan pendamping dan tim instruktur turnitin dikunjungi oleh Sastriyati dan Jack Brazel, agen Turnitin Asia Pasific untuk berdiskusi bersama tentang penerapan turnitin di kampus UIN Alauddin. Pada diskusi ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor 1, Prof. Dr. Mardan, M.Ag. dan Kepala Biro AAKK, Dra. Nuraeni Gani, M.M, yang juga selaku ketua dan wakil ketua tim instruktur deteksi plagiat. Di kesempatan ini, Prof. Dr. Mardan, M.Ag. mengatakan bahwa “penerapan alat ini menjadi salah satu hal yang membantu kampus kita untuk dapat meningkatkan kualitas tulisan”. Beliau juga menambahkan bahwa “kejujuran mesti dijunjung tinggi oleh seluruh akademisi”. Ini sesuai dengan apa yang menjadi salah satu pertimbangan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi, yakni:
“bahwa dalam melaksanakan otonomi keilmuan dan kebebasan akademik, mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan wajib menjunjung tinggi kejujuran dan etika akademik, terutama larangan untuk plagiat dalam menghasilkan karya ilmiah, sehingga kreativitas dalam bidang akademik dapat tumbuh berkembang“
Dengan penerapan deteksi plagiat ini, di satu sisi menjadi tantangan bagi seluruh sivitas kampus, di sisi lain menjadi keharusan bagi mereka untuk dapat kreatif menghasilkan karya tulis yang orisinil. Sastriyati dan Jack Brazel, pada kesempatan ini menyampaikan beberapa pengalaman-pengalaman beberapa universitas yang ada di Australia dan juga di Asia ketika pertama kali menerapkan hal semacam ini. Mereka menyampaikan dengan detil bagaimana sistem ini bekerja dan bagaimana sistem ini dapat membantu kampus untuk meningkatkan kualitas tulisan para sivitasnya. Tentunya ini akan semakin kuat dengan adanya kebijakan kampus yang mendukung untuk menghindari tindakan plagiarisme yang memang pada era “Google” saat ini semakin marak terjadi. Semoga kampus UIN Alauddin Makassar dapat menjadi salah satu kampus yang terbaik di dunia.
Sorry, comments are closed for this post.