Workshop Google Scholar, SINTA dan Repository Guru Besar UIN Alauddin Makassar (Sesi 1)

Pendaftaran akun Google Scholar guru besar UIN Alauddin Makassar yang diadakan oleh UPT Perpustakaan Syekh Yusuf (16/11) bertempat di lantai 3 ruang multimedia. sebanyak 10 guru besar menghadiri acara workshop tersebut. Pendaftaran yang dilakukan dengan menggunakan verifikasi email kampus akan membantu para guru besar untuk mendeteksi tulisan yang pernah mereka  publikasi secara online di media manapun.

Google scholar merupakan mesin index terpopuler saat ini dan banyak digunakan oleh para akademisi,  peneliti maupun yang bergelut dalam bidang pendidikan. Penggunaan Google Scholar  tidak hanya terbatas pada mesin index semata akan tetapi Google Scholar juga bisa digunakan sebagai media untuk menemukan informasi – informasi ilmiah yang diterbitkan oleh jurnal nasional bereputasi maupun jurnal internasional di seluruh dunia.

Para guru besar, dosen dan peneliti diwajibkan untuk mendaftarkan diri  di portal SINTA sesuai dengan surat edaran Kementerian Riset, Tekhnologi dan Pendidikan Tinggi tanggal 07 April 2017. Dalam hal ini  untuk melakukan registrasi di SINTA salah satu persyaratan adalah memiliki akun Google Scholar. Terkhusus untuk para Guru Besar  dalam program Evaluasi Guru Besar  Tahun 2017 sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor  41 Tahun 2009 dan Pemendikbud Nomor 78 Tahun 2013 tentang Pemberian Tunjangan Profesi dan Tunjangan Kehormatan bagi Dosen yang Menduduki Jabatan  Akademik Profesor. Maka dari itu Perpustakaan Syekh Yusuf melalui acara Workshop Google Scholar, SINTA dan Repository mewadahi para guru besar UIN Alauddin Makassar dalam membuat akun publikasi online.

Wokshop Optimalisasi Proses Peer-Review pada OJS

Perpustakaan Syekh Yusuf UIN Alauddin menggelar workshop, Kamis (05/10) di Ruang Multimedia Lt. 3.

Workshop ini merupakan pelaksanaan yang rutin diadakan dalam menunjang kreatifitas dan eksistensi para pengelola Online Journal System (OJS) di Perpustakaan Syekh Yusuf, menghadirkan beberapa perwakilan para pengelola jurnal dari jurusan masing-masing.

Jurnal yang terdaftar di UIN Alauddin per tahun 2017 sebanyak 63 jurnal dari berbagai disiplin ilmu, semua jurnal yang ada sudah berbasis Online Journal System (OJS). Beberapa diantaranya Lentera Pendidikan, Khizanah Al-Hikmah, MaPan, Jurnal Adabiyah: Humanities and Islamic Studies, Al Kimia, Nature: National Academic Journal of Architecture, Plano Madani: Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/index .

Untuk mengoptimalisasi content (isi) dari jurnal maka proses yang tidak dapat dilewatkan oleh para pengelola jurnal adalah proses peer-review dimana orang yang bertanggung jawab di dalamnya mengetahui seluk beluk mengenai jurnal. “Peer-review memiliki peran yang sama dengan editor”. Editor menentukan siapa yang akan dijadikan sebagai section editor, reviewer, dan menyampaikan ke penulis bahwa tulisan anda sedang dalam review serta melakukan proses editing. Peer-review juga menjalankan hal yang sama seperti editor, akan tetapi peer-review memiliki posisi yang lebih tinggi daripada editor.

“Peer-review merupakan seorang pakar, dalam suatu bidang yang menguasai bidang tertentu sehingga benar-benar expert, sehingga sebuah jurnal yang melalui proses peer-review akan sulit sekali menemukan cacat pada content (isi)”. Proses peer-review itu sendiri memiliki beberapa tahap, mulai dari proses pemilihan section editor (perantara antara reviewer dan penulis), reviwer, editing layout (tampilan), proof reading (pembacaan naskah berulang-ulang) hingga sampai pada tahap publishing (penerbitan). Sebelum proses penerbitan sebuah artikel jurnal melalui proses deteksi plagiat untuk menghindari plagiasi (copy paste) sehingga informasi yang diterbitkan terpercaya dan bisa dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

Menyebarkan informasi di era digital haruslah tetap memperhatikan isi, sehingga beberapa pihak terkait tidak merasa dirugikan dan berdampak buruk bagi para informer (pencari informasi).

Worskhop Jurnal Ilmiah, Sinta, Repositori, dan Deteksi Plagiat UIN Alauddin Makassar bagi Dosen FKIK

Sejak diterbitkannya Permenristekdikti Nomor 20 Tahun 2017 tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Professor pada tanggal 27 Januari 2017 lalu, seluruh dosen di tanah air telah diwajibkan untuk mempublikasikan karya-karya tulisnya pada jurnal-jurnal ilmiah terakreditasi nasional maupun internasional. Sementara itu, untuk mempublikasikan sebuah tulisan ilmiah bukanlah proses yang tidak cepat. Mulai dari menghasilkan karya tulis yang betul-betul memiliki substansi yang baik hingga proses peer-reviewed yang tentu saja dilakukan oleh jurnal-jurnal terakreditasi dan bereputasi.

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Alauddin Makassar mengadakan workshop (judul di atas) guna memberikan wawasan tambahan kepada para dosennya mengenai jurnal-jurnal ilmiah yang ada di FKIK yang merupakan media untuk publikasi karya tulis ilmiah dan juga sebagai media komunikasi para ilmuan pada displin-disiplin ilmu yang ada di FKIK, Sinta (Sciene and Technology Index), Repositori UIN Alauddin, serta database turnitin (database deteksi plagiat karya ilmiah).

Dalam dunia pendidikan tinggi, kualitas sebuah universitas tidak hanya ditentukan oleh SDM yang dimilikinya akan tetapi output karya tulis ilmiah atau research juga menjadi gambaran kualitas itu sendiri. Research yang dikemas sesuai kaidah ilmiah baik dalam bentuk cetak, elektronik, maupun online mampu menambah kekayaan intelektual kita. Berbekal dari hal tersebut, maka Indonesia, melalui Kemenristekdiki me”launchingSinta (Science and Technology Index) pada bulan Juli di Kota Makassar. Sinta menyediakan index author (penulis), perguruan tinggi/lembaga (afiliasi) dan jurnal di seluruh Indonesia. Sinta dapat diibaratkan sebagai Scopus-nya Indonesia (pen.), yang mana Scopus merupakan media index bereputasi paling tinggi jika dibandingkan dengan DOAJ (Directory of Open Access Journals) dan Google Scholar.

Pada workshop yang digelar 2 hari ini (13 & 15 September 2017) di ruang multimedia UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, para dosen FKIK terlihat semangat dan antusias, terutama ketika ingin mendaftarkan diri mereka sebagai dosen pada portal Sinta (lihat dosen UIN Alauddin yang telah terverifikasi di sini). Bagi para dosen yang telah memiliki NIDN dan juga profil pada Google Scholar, mereka tidak mengalami kendala pada saat pendaftaran, karena memang pada portal Sinta tersebut para dosen diwajibkan untuk mengisi NIDN dan Google Scholar mereka. Pada workshop ini juga, para dosen FKIK yang belum memiliki profil Google Scholar (contoh profil GS salah satu dosen FKIK) dipandu oleh pemateri untuk dibuatkan profil Google Scholar mereka masing-masing.

Tidak hanya pada  jurnal ilmiah yang bisa digunakan sebagai media komuniksi ilmiah antar para ilmuan tetapi juga repositori institusi yang menyediakan banyak informasi ilmiah, yakni sebagai sebuah deposit data/informasi yang menyimpan seluruh karya tulis ilmiah sebuah universitas. Pada workshop ini juga, para dosen FKIK diperkenalkan Repositori UIN Alauddin Makassar oleh Tim Repositori UIN Alauddin Makassar. Untuk karya ilmiah FKIK yang telah direpositorikan saat ini berjumlah 574 item (hampir sebagian besar item tersebut merupakan skripsi dan laporan D3). Tentu saja jumlah ini masih sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan informasi setiap sivitas FKIK itu sendiri. Oleh karena itu, tim repositori ini akan mendampingi para dosen FKIK yang akan merepositorikan karya-karya ilmiah mereka, baik yang telah terpublikasi maupun yang belum terpublikasikan.

Sesi akhir workshop diisi dengan sosialisasi database turnitin. Pada sesi ini, 5 orang dosen dari FKIK telah diusulkan untuk menjadi bagian dari Tim Instruktur Deteksi Plagiat UIN Alauddin Makassar. Deteksi plagiat karya ilmiah menjadi hal yang perlu untuk dilakukan mengingat fenomena “salin-tempel” (copy-paste) yang begitu banyak dilakukan di era Google saat ini. Tidak sedikit kasus-kasus plagiat yang ada di perguruan tinggi yang pernah terjadi di tanah air, begitu pula di luar negeri. Pada sesi ini juga, para dosen FKIK sangat mendukung dengan diterapkannya program ini.

Sebagai penutup, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para dosen FKIK yang bersedia melakukan workshop ini di UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar dan melibatkan tim repositori, tim jurnal, dan tim instruktur deteksi plagiat UIN Alauddin Makassar. Semoga kegiatan 2 hari workshop ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Training Pengoperasian Website Plagiat Turnitin

Menghasilkan karya tulis Ilmiah merupakan sebuah kewajiban bagi setiap mahasiswa/i yang akan menyelesaikan studinya di perguruan tinggi. Banjir informasi di era google saat ini memanjakan siapa saja untuk berselancar di dunia maya mencari dan menemukan informasi yang diinginkannya. Memperoleh konten berkualitas sangatlah mudah dan cepat, dengan mengakses beberapa situs resmi yang tersedia, seperti misalnya di repositori-repositori di tiap-tiap perguruan tinggi, jurnal internasional yang diterbitkan secara online terbuka ataupun yang berbayar, serta berbagai media informasi lainnya yang menyediakan beragam informasi sesuai dengan kebutuhan pencari informasi.

Dengan banyaknya informasi yang tersedia di internet menciptakan fenomena di masyarakat digital saat ini, yakni salin-tempel (copy-paste), atau yang lazim disebut dengan tindakan plagiasi atau plagiat. Plagiat adalah “perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai” (Permendiknas RI Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi).

Maraknya kegiatan plagiat membuat pihak kampus ataupun universitas harus mengambil tindakan dan kebijakan pencegahan. Saat ini banyak aplikasi uji plagiasi tersedia baik secara online maupun berbayar.  Salah satu di antaranya yaitu Turnitin. Turnitin merupakan  sebuah website yang menyediakan fasilitas untuk mendeteksi suatu tindakan plagiasi atau plagiat terhadap karya ilmiah yang keaslian atau autentifikasinya harus diuji. Turnitin pertama kali digunakan oleh mahasiswa di Amerika Serikat pada tahun 1996. Turnitin hanya digunakan oleh mahasiswa untuk mereview tulisannya. Seiring perkembangannya,  teknologi Turnitin kemudian dikembangkan pada tahun 2008, dan digunakan di Indonesia pada tahun 2012 di Binus University. Turnitin bekerjasama dengan Crossref. Sudah ada beberapa kampus ternama di Indonesia yang menggunakan Turnitin seperti UI (Universitas Indonesia), UGM (Universitas Gadjah Mada), Unpad (Universitas Padjajaran). Tidak hanya di universitas saja, beberapa sekolah ternama bertaraf internasional di tanah air juga menggunakannya. Kini, UIN Alauddin Makassar pun telah menerapkan deteksi plagiat seperti itu.

Telah banyak kasus plagiat ditemukan di tanah air, seperti yang dipaparkan oleh Ibu Ririana, representatif dari iGroup Turnitin, pada saat memberikan training singkat kepada para operator-operator website turnitin UIN Alauddin Makassar yang dilaksanakan di Ruang Multimedia Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar. Pada training ini juga dihadiri oleh beberapa mahasiswa/i tahap akhir studi, dosen, pustakawan, dan juga mahasiswa/i pascasarjana. Kasus-kasus plagiat yang ada tentu saja dapat menjadi pelajaran bagi siapa saja, khususnya di perguruan tinggi agar dapat mempertahankan dan menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran. Penerapan deteksi plagiat di kampus ini merupakan terobosan baru demi meraih cita-cita UIN Alauddin Makassar yakni menjadi salah satu World Class University dengan menghasilkan penelitian yang berkualitas dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat dunia. Semoga dengan penerapan deteksi plagiat dengan menggunakan website turnitin ini, pemanfaatannya dapat dioptimalkan, dan UIN Alauddin Makassar dapat terus meningkatkan kualitas hasil karya-karya tulis ilmiahnya.