Konsultasi tentang Plagiasi dalam Sharing Session bersama Tim Instruktur Turnitin UINAM

(15/07/20)
Tim Instruktur Turnitin mengadakan kegiatan sharing session sebagai bentuk kepedulian mereka kepada seluruh mahasiswa UIN Alauddin Makassar agar terhindar dari plagiat sehingga mampu menghasilkan karya tulis ilmiah yang berkualitas. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengarahkan kepada kejujuran intelektual, menyebutkan secara jujur sumber rujukan yang di gunakan atau di kutip sehingga tidak melakukan praktik-praktik plagiat di masa depan. Melalui sharing session ini diharapkan mahasiswa tidak lagi melakukan tindak kecurangan dalam proposal atau skripsinya.

Kegiatan ini pertama kali dipraktekkan pada Fakultas Adab dan Humaniora yang menghadirkan seluruh mahasiswa tiap jurusan dan dibuatkan grup whatssap pada sesi jurusan mereka masing-masing. Pada sharing session pertama ini dibuka dari jurusan Bahasa dan Sastra Arab dan jurusan Bahasa dan Sastra Inggris oleh pemateri yaitu Chusnul Chatimah Asmad selaku Instruktur Turnitin Fakultas Adab dan Humaniora. Sesi ini berlangsung dari pukul 10.00-12.00 wita untuk BSA dan pukul 20.55-22.25 wita untuk BSI. Dalam pemaparannya instruktur memberikan materi kiat-kiat menghindari plagiarism namun sebelum itu ia mengajak mahasiswa untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang membuat kita melakukan plagiarism.

Sharing session ini masih berlanjut pada tanggal 21 Juli 2020 dan kali ini untuk jurusan Ilmu Perpustakaan dan Sejarah Kebudayaan Islam. Pembahasan dalam grup hampir sama semua yaitu kiat-kiat menghindari plagiarism. Sebelum memasuki sesi tanya jawab, pemateri memberi satu praktek kepada peserta untuk memparafrase sebuah paragraph. Paraphrase adalah kemampuan mengungkapkan kembali sebuah pendapat atau gagasan dengan kata-kata sendiri tanpa mengubah makna dari gagasan tersebut. Ini juga menjadi latihan untuk mahasiswa agar nantinya ketika menyusun proposal atau skripsi tidak serta merta langsung copypaste. Dan mereka akan terbiasa menggunakan kutipan tidak langsung dalam skripsinya.

Pengumuman Pemenang Lomba Menulis Flash Fiction Challenge “Aku Cinta Perpustakaan”

Dalam rangka memperingati Hari Buku Sedunia yang jatuh pada tanggal 23 April 2020, UPT Perpustakaan UIN Alauddin menyelenggarakan challenge flash fiction dengan tema “aku cinta perpustakaan”, demi menumbuhkan semangat literasi di kalangan mahasiswa dan alumni UIN Alauddin Makassar.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua peserta yang telah berpartisipasi dalam challenge ini. Sebagaimana ketentuan awal sebelumnya, semua naskah flash fiction yang diterima akan dibukukan dan diterbitkan Alauddin University Press.

Semua naskah yang diterima telah melewati beberapa tahap penilaian dan beberapa naskah telah terpilih sebagi flash fiction terbaik 1-3, flash fiction terbaik harapan 4-6 dan flash fiction sepuluh besar 7-10.

Kepada seluruh peserta challenge, Panitia lomba akan mengirimkan e-piagam dan e-sertifikat ke email masing2 dan hadiah kepada peserta pemenang sebagai bentuk apresiasi atas pertisipasinya dalam challenge ini. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih atas keikutsertaannya dalam challenge. Tetap semangat dan produktif dalam dunia kepenulisan, Salam literasi.
#flashfiction
#uinamlibrary

Perpustakaan di Tengah Pandemi Covid-19

Coronavirus Disease 19 atau Covid-19, menurut informasi yang banyak diberitakan media online, pertama kali bermula di sebuah pasar tradisional di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, China.  Virus baru ini serupa dengan SARS dan MERS yang juga sempat mewabah di beberapa negara, namun tidak separah Covid-19 yang hingga saat ini telah menjangkiti 213 negara. Akibatnya, hampir setiap negara mengambil kebijakan seperti lockdown, physical distancing atau karantina sosial, pembatasan sosial baik berskala kecil ataupun besar. Dengan kebijakan itulah setidaknya diyakini dapat memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

Dampak yang dihasilkan luar biasa, sekolah diliburkan hingga waktu yang tidak pasti, sebagian besar pabrik ditutup yang mengakibatkan pekerjanya diberhentikan, sektor pariwisata hampir lumpuh total setelah beberapa negara melarang warganya untuk masuk ataupun keluar dari negaranya, dan sebagian hotel atau tempat penginapan difungsikan sebagai tempat perawatan bagi pasien Covid-19. Namun demikian ada hal yang menarik, yaitu bahwa sejak adanya pembatasan pergerakan manusia (mobilitas), tingkat emisi (polusi) asap kendaraan dan pabrik-pabrik turun drastis. Artinya, udara jauh lebih segar, langit lebih bersih khususnya di perkotaan.

Dampak di Perpustakaan

Satu tempat yang juga ikut terdampak ialah perpustakaan. Perpustakaan jenis dan di mana pun itu, mungkin saat ini tidak lagi membuka pintunya untuk memberikan layanan, khususnya peminjaman dan pengembalian koleksi. Untuk perpustakaan perguruan tinggi, sedikit beruntung, karena beberapa koleksi perpustakaan dapat diakses secara via online, seperti ebooks dan ejournals. Bagaimana dengan perpustakaan-perpustakaan yang ada di sekolah. Tutupnya sekolah maka tutup pula perpustakaannya. Semakin lengkaplah penderitaan selama physical distancing yang dialami oleh guru-guru di sekolah. Terkhusus bagi para guru yang tidak dapat memanfaatkan media teknologi informasi saat ini.

Dari beberapa laman web perpustakaan umum ataupun akademik yang ada di beberapa negara, tidak satupun menunjukkan bahwa perpustakaan mereka tetap terbuka memberikan layanan peminjaman dan pengembalian koleksi. Meskipun demikian, ada informasi yang mengarahkan para penggunanya (masyarakat) untuk tetap dapat mengakses koleksi digital yang dimilikinya bahkan ada beberapa perpustakaan yang menggratiskan beberapa ebook yang dimilikinya (yang sebelumnya tidak). Ini menunjukkan bahwa ada kepedulian yang besar perpustakaan terhadap situasi yang hampir dihadapi setiap orang saat ini. Memang sudah sepatutnya dengan kemajuan teknologi informasi yang makin baik saat ini perpustakaan harus tetap berdiri di depan memberikan informasi-informasi bermanfaat kepada masyarakat. Perpustakaan tidak boleh “tutup”, dalam artian layanan informasinya, kepada para penggunanya meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Bahkan seharusnya bisa dijadikan momentum untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada penggunanya.

Sebagai contoh di UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, salah satu layanan yang masih tetap berjalan ialah koleksi 1764 judul ebooks yang dapat diakses oleh seluruh sivitas kampus. Bahkan selama masa “belajar di rumah”, pendaftarnya terus bertambah, baik mahasiswa maupun dosen, kata Jum, admin ebooks ini yang dapat didownload di Google Playstore. Jika dilihat dari jumlah judul tersebut, memang masih sangat kurang mengingat jumlah keseluruhan sivitas kampus kurang lebih 23 ribu orang. Rasanya dahaga para pencari ilmu belum terpenuhi, namun sedikit yang ada sudah dapat disyukuri.

Tidak mungkin rasanya bisa memenuhi dahaga para pencari ilmu, akan tetapi dengan situasi wabah corona saat ini, semua perpustakaan bergerak bersama saling berbagi setiap koleksi-koleksi yang dimilikinya. Perpustakaan Nasional RI dengan iPusnas dan e-resources nya, perpustakaan umum dan perguruan tinggi dengan repositorinya masing-masing telah menyediakan beragam ilmu pengetahuan bagi siapa saja yang menginginkannya, dan masih banyak lagi media-media online lainnya yang menghimpun ilmu pengetahuan. Maka dari itu, peran pustakawan ataupun pengelola perpustakaan sangat diharapkan di situasi saat ini, di antaranya yakni bagaimana masyarakat dapat diarahkan ke sumber-sumber ilmu pengetahuan yang dapat mereka manfaatkan untuk mengerjakan tugas kuliahnya, menambah wawasan, membuat artikel jurnal atau buku, mengisi waktu luang, ataupun sebagai penyeimbang berita tentang Covid-19 yang mencemaskan yang hampir setiap saat diterima di smartphone masing-masing.

Perpustakaan tetaplah perpustakaan yang menjadi wadah atau lembaga yang senantiasa menerangi masyarakat dengan ilmu pengetahuan. Pandemi Covid-19 sepatutnya bukan menjadi tantangan berarti bagi perpustakaan yang mampu memanfaatkan sarana IT saat ini. Ketika orang-orang menjauhkan diri dengan orang lain (physical atau social distancing), perpustakaan sebaliknya, momentum ini dapat dijadikan sebagai usaha untuk lebih mendekatkan diri ke orang lain, dalam konteks UPT Perpustakaan UIN Alauddin yaitu ke seluruh sivitas akademika, ke seluruh anggota fakultas UIN Alauddin Makassar.