(Samata, 30/09/19) Kepala UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar, Hildawati Almah, S. Ag., SS., MA, menerima sumbangan buku sebanyak 15 eksemplar dari dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, Dr. H. Barsihannor, M. Ag. Buku tersebut berjudul “Islam di Jendela Langit”, sebuah pemikiran Islam yang digagas oleh Prof Dr. M. Qasim Mathar, Guru Besar UIN Alauddin Makassar yang telah mewarnai dunia Islam di Indonesia. Buku tersebut dapat diakses melalui laman E-Books UIN Alauddin Makassar
Gambar 1. Dr. H. Barsihannor, M.Ag. (penulis buku, kedua dari kiri) bersama dengan kepala perpustakaan dan pustakawan UPT Perpustakaan UIN Alauddin
Kepala Perpustakaan UIN Alauddin menyambut dengan hangat karya besar dari Bapak Dr. H. Barsihannor, M. Ag tersebut dan berharap civitas akademika lainnya yang berada di lingkup UIN Alauddin juga dapat mendonasikan karya-karyanya ke perpustakaan.
Gambar 2. Kepala UPT Perpustakaan UIN Alauddin Makassar menerima buku dari penulis
Tradisi donasi buku telah menjadi budaya literasi dan merupakan salah satu wujud kecintaan terhadap perpustakaan. Kegiatan donasi buku ini diharapkan dapat menjadi kebiasaan akademik, baik itu di kalangan dosen, mahasiswa, peneliti, maupun alumni UIN Alauddin Makassar. Sehingga dapat menjadi investasi dalam mewujudkan perpustakaan yang kaya akan koleksi dan berdaya guna demi menyongsong kampus gemar membaca.
Setelah berhasil menggelar Festival Sesamata Fest dalam rangka memperingati milad Jurusan Ilmu Perpustakaan dengan sukses, Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan (HIMAJIP) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar kembali menyelenggarakan kegiatan akademik berupa Sharing Session yang bertema “Lebih Dekat dengan Turnitin” di Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar, Senin (23/09).
Kegiatan tersebut sebenarnya diadakan dalam rangka memberikan pembekalan materi berupa pelatihan pendeteksian plagiat melalui Turnitin. Namun, Chusnul Chatimah Asmad selaku Instruktur Turnitin Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) yang diundang sebagai pemateri saat itu, menganggap kegiatan jauh lebih tepat disebut sharing session. Pasalnya, pelatihan deteksi plagiat hanya diperuntukkan bagi para dosen, pengelola jurnal, dan instruktur Turnitin setiap Fakultas.
“Saya berharap setelah kegiatan ini, kalian mampu membuat karya tulis ilmiah yang bebas plagiat, dan memiliki tingkat similarity yang rendah, kalau perlu 10%, ungkap Chusnul di tengah di tengah sesi kegiatan.”
Dalam kegiatan tersebut, para anggota HIMAJIP dibekali materi tentang cara kerja Turnitin sebagai alat deteksi plagiat, teknik membuat akun Turnitin dengan role sebagai student dan cara penggunaannya serta alasan maraknya peniruan hasil karya ilmiah mahasiswa yang dinilai berdasarkan tingkat “similarity” (tingkat kesamaan dalam penulisan karya tulis ilmiah).
Selain itu, para peserta juga diberi kesempatan untuk langsung mempraktekkan salah satu teknik untuk menghindari plagiarisme. Antusiasme sangat terlihat di dalam ruang multimedia lt. 3 Perpustakaan pusat saat itu. Kegiatan Sharing Session tersebut seharusnya menjadi rutinitas yang perlu dipertahankan agar semangat integritas akademik di kalangan mahasiswa dapat tumbuh seiring dengan tingginya publikasi ilmiah yang berkualitas di kampus peradaban UIN Alauddin Makassar.
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan fasilitas utama dalam lembaga pendidikan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi didirikan sebagai sarana untuk mendukung Tri Darma Perguruan Tinggi, yakni : pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Untuk menunjang kegiatan tersebut Perpustakaan Perguruan Tinggi memiliki fungsi yaitu: fungsi edukasi, sumber informasi, penunjang riset, rekreasi, publikasi, deposit, dan interpretasi informasi. Perpustakaan menyediakan segala fasilitas dan layanan yang tentunya akan dimanfaatkan oleh pemustaka maupun civitas akademik.
Kemampuan pemustaka dalam memanfaatkan perpustakaan merupakan dasar yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan pendidikan. Akan tetapi pemustaka di perguruan tinggi belum mampu memanfatkan perpustakaan secara optimal, namun demikian perpustakaan diharapkan lebih berperan aktif dalam mengenalkan perpustakaan melalui pendidikan pemustaka (user education) kepada pemustaka. User Education merupakan kegiatan pengenalan perpustakaan kepada pemustaka serta bagaimana menelusur informasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan pemustaka.
Kegiatan yang diadakan oleh Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar dalam rangka memperkenalkan sumber-sumber informasi yang relevan terkait dengan bidang farmasi serta memperkenalkan database yang mereka gunakan dalam menyusun karya ilmiah nantinya. Kegiatan yang diadakan di Perpustakaan UIN Alauddin bertempat di ruang multimedia lantai 3 (20/9/2019) dihadiri oleh mahasiswa/i prodi farmasi angkatan 2017 (semester 5). Melalui kegiatan ini, diharapkan peserta mampu memahami informasi sesuai dengan kebutuhan mereka dan informasi yang tepat secara tepat. Tidak hanya menelusur informasi dengan cepat dan tepat peserta juga mampu memanage daftar referensi yang akan mereka gunakan dengan menggunakan manajemen referensi seperti mendeley.
Pendidikan pemustaka dapat memberikan keterampilan literasi informasi kepada mahasiswa sehingga memungkinkan mahasiswa tidak hanya berhasil menempuh pendidikan dengan mudah namun juga memungkinkan seseorang lebih cepat dalam menemukan informasi.
(Jakarta, 14/09/19). Rumah Jurnal UIN Alauddin Makassar terus berkembang. Mewakili kawan-kawan pengelola Rumah Jurnal, Nasrum (editor ELITE: English and Literature Journal) menghadiri rapat koordinasi pengembangan jurnal serta menerima 15 sertifikat akreditasi jurnal ilmiah untuk 15 jurnal ilmiah yang diterbitkan di UIN Alauddin Makassar pada kegiatan Penganugerahan Sinta Awards 2019. Ke 15 jurnal tersebut ialah:
Gambar 1. Daftar 15 jurnal dari UIN Alauddin Makassar mendapat sertifikat akreditasi jurnal
Rapat koordinasi pengembangan jurnal dan penyerahan sertifikat yang dihadiri oleh 120 institusi dari seluruh Indonesia ini diadakan di Jakarta Convention Center, Ruang Cenderawasih 2. Sehari sebelumnya di tempat yang sama, Nasrum juga mengikuti Indonesian Journal Editors Workshop (Scopus Selection Criteria and Evaluation Process Workshop). “Kami semakin termotivasi untuk meningkatkan jurnal yang kami kelola agar dapat naik peringkat dan kalau bisa dapat terindeks di Scopus. Dari kegiatan ini saya mendapatkan banyak ilmu mengurus jurnal”, kesannya.
Gambar 2. Nasrum (paling kiri) bersama peserta workshop Scopus lainnya
Pada kegiatan Sinta Awards 2019 ini, beberapa penulis, jurnal, dan juga institusi terproduktif yang banyak menghasilkan publikasi dan paten mendapatkan penghargaan dari pemerintah. Khusus untuk jurnal, pemerintah sudah mulai mengapresiasi dan memfasilitasi para pengelola jurnal. Hibah untuk jurnal yang berprestasi akan ditingkatkan, sementara yang belum terakreditasi akan diberikan pembinaan dan pendampingan.
Gambar 3. Nasrum (paling kiri) mewakili 15 jurnal menerima sertifikat akreditasi jurnal ilmiah yang terbit di UIN Alauddin Makassar
“Penyerahan sertifikat dan award ini memotivasi kami untuk bekerja lebih giat, disiplin dan lebih inovatif”, katanya. “Bertemu dengan banyak orang yang berkecimpung di dunia jurnal, memiliki masalah yang sama merupakan hal yang mengesankan. Namun, pemerintah terus berbenah dalam penanganan jurnal ilmiah di Indonesia”, tutupnya.
Saat ini telah ada 29 jurnal ilmiah dari UIN Alauddin Makassar yang terakreditasi Nasional dengan peringkatnya masing-masing. Mereka terus berbenah, khususnya dalam meningkatkan daya saing artikel-artikel yang hendak dipublikasikan, meskipun dengan segala keterbatasannya. Publikasi ilmiah untuk kemajuan bangsa.
(Samata, 9/9/2019). Salah satu Pancacita akademik Rektor UIN Alauddin Makassar ialah “publikasi yang aktif“. Publikasi ilmiah merupakan core business dan menjadi barometer reputasi sebuah perguruan tinggi. Untuk mewujudkan publikasi yang aktif tersebut, Rektor UIN Alauddin Makassar bersama Wakil Rektor (WR) 1, Kepala Biro AAK, dan juga Perencanaan kampus mengundang beberapa perwakilan pengelola jurnal di kampus untuk NGoPI (NGobrol Publikasi Ilmiah) di ruang rapat rektor terkait pengembangan jurnal-jurnal di kampus yang sudah dikenal sangat baik dalam tata kelola publikasi ilmiah yang mana saat ini telah ada 80 jurnal pada laman Rumah Jurnal UIN Alauddin Makassar. Dari kuantitas, kampus ini telah memiliki 29 jurnal terakreditasi Nasional. Pada ngobrol santai ini, kualitas artikel dan Scopus dibicarakan.
Memulai obrolan, WR 1, Prof. Dr. Mardan, M.Ag., yang memang sejak 2 tahun telah bekerja untuk mengembangkan jurnal di kampus menapak tilas inisiasi awal untuk membentuk rumah jurnal kampus. Kisahnya, ketika itu dari hasil rapat kerja seluruh pimpinan fakultas dan lembaga “mengeluh”kan karena tidak ada satupun jurnal yang terakreditasi Nasional di kampus (setelah al-Fikr : Jurnal Pemikiran Islam, yang sebenarnya bernama Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam). Dari sanalah WR 1 diamanahkan untuk memperhatikan kondisi jurnal di kampus sekaligus merumuskan apa-apa saja kebutuhan jurnal. Beberapa strategi dirancang, di antaranya dengan membentuk tim khusus yang ditugaskan untuk berkoordinasi dengan pengelola jurnal yang ada dan memberikan pendampingan tata kelola jurnal kepada mereka. Selain itu, anggaran juga disiapkan, meskipun sangat kurang. Di satu sisi dituntut untuk akreditasi, di sisi lain anggaran yang minim. Akan tetapi, tambahnya, karena kesabaran dan keikhlasan pengelola jurnal untuk mewakafkan waktunya akhirnya 13 jurnal terakreditasi pada tahun 2018. Dan bertambah di tahun ini menjadi 29 jurnal terakreditasi Nasional sesuai dengan peringkatnya masing-masing.
Gambar 1. Suasana ngobrol publikasi ilmiah
Sementara itu, Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D yang selalu terlihat energik disertai dengan candaan-candaannya memulai obrolannya dengan mengapresiasi seluruh pengelola jurnal di kampus atas capaian tersebut. Menurutnya, ada “mitos” yang sering ia dengar bahwa sulit menemukan pengelola jurnal yang semangat dan punya passion atau tanggung jawab yang besar ketika mengelola jurnal. Namun, mitos tersebut tidak ditemukannya di pengelola jurnal UIN Alauddin Makassar. “Passion itu hadir di Rumah Jurnal UIN Alauddin”, katanya. Kehadiran pengelola jurnal memberikan obsesi tersendiri bagi rektor agar publikasi ilmiah yang aktif di kampus ini dapat terealisasi.
Rektor sendiri telah mengetahui bahwa, dari kuantitas, jurnal-jurnal di kampus mengungguli seluruh PTKIN lainnya. Namun, belum diketahui bagaimana kualitas-kualitas artikel yang telah dipublikasi di tiap-tiap jurnal di kampus ini. Melalui NGoPI inilah, para pengelola jurnal memberikan masukan terkait bagaimana penyaringan artikel hingga dapat mempublikasikan artikel yang berkualitas, sehingga mudah dikonsumsi dan bermanfaat bagi publik. Seperti yang disampaikan oleh Shabir Umar, editor Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, bahwa “mesti ada kebijakan sehingga penulis-penulis pakar mau menerbitkan karya tulisnya di jurnal-jurnal kita“. Kualitas artikel juga akan banyak dipengaruhi oleh masukan dari para reviewer. Maka dari itu, “reviewer juga mesti diperhatikan, apalagi jika punya reputasi internasional“, tambahnya. Ditambahkan Subehan Khalik, managing editor Al-Daulah : Jurnal Hukum Pidana dan Ketatanegaraan, bahwa anggaran pengembangan jurnal perlu diperhatikan oleh pimpinan kampus, termasuk anggaran untuk para reviewer itu. Dengan begini, jurnal-jurnal di kampus akan terus tetap berkembang.
Gambar 2. Rektor bersama pengelola RJ berpose inovatif; budaya kerja ketiga Kemenag
Hasil dari pertemuan ini menemukan 3 poin utama agar jurnal-jurnal di kampus tetap dapat berkembang terus, khususnya dapat juga terindeks di mesin-mesin pengindeks internasional seperti DOAJ, Scopus dan Clarivate Analytics/Web of Science. Ketiga poin tersebut ialah: Kebijakan, Tim yang Kuat, dan Pendanaan. Dengan bersinerginya ketiga poin ini, insya Allah apa yang diharapkan rektor beserta seluruh sivitas kampus akan terwujud, yakni publikasi ilmiah yang aktif dan berkualitas.
Untuk dokumentasi lengkapnya, tonton video di bawah ini: