Kebijakan Rama Repositori dan Anjani yang disampaikan oleh bapak Direktorat Kekayaan Intektual dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi ilmiah yang beretika dan berintegritas Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan yang bekerjasama dengan Universitas Surabaya.
Sosialisasi Rama Repository dan Anjani yang resmi di buka langsung oleh Rektor Universitas Surabaya, pada hari (Selasa, 22 Oktober 2019). Pembahasan mengenai Kebijakan Rama Repositori dan Anjani yang disampaikan langsung oleh Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual dan Pengenalan Rama Repository dan Anjani, Mekanisme Pendaftaran Rama Repository, Menu, Fitur dan Cara Penggunaan Rama Repository, Praktek Standardisasi Rama Repository disampaikan oleh Tim Pakar dari Kemeristek Dikti.
RAMA Repository terintegrasi dengan data dari Repositori Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian di Indonesia yang telah terdaftar. Rama merupakan “repositori nasional laporan hasil penelitian baik berupa skripsi, tugas akhir, proyek mahasiswa (diploma), tesis (S2), disertasi (S3) ataupun laporan penelitian dosen / peneliti yang bukan merupakan publikasi di jurnal, konferensi maupun buku”.
Diharapkan dengan adanya Rama Repository memudahkan peneliti lainnya untuk mencari bahan referensi penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya dan penelitian dapat terhindar dari duplikasi dan plagiarism hasil penelitian.
Rama kedepannya akan diintegrasikan dengan Anjani (Anjungan Intergritas Akademik Indonesia), Sinta Ristek Dikti sehingga terhindar dari duplikat publikasi. Pada awalnya, Direktorat Pengelolaan dan Kekayaan Intelektual memberikan candaan maka akan ada setelah Sinta, Rama Repositori, dan Anjani, yaitu Durga (Daftar/Deretan Jurnal Gagal) akan tetapi kategori jurnal yang dimaksud gagal bukan berarti jurnal itu tidak memiliki integritas, sebaiknya ada pembinaan khusus terhadap jurnal yang masuk kategori.
Apa dihaparkan oleh setiap Universitas adalah Integritas, Kuantitas dan Kualitas Publikasi Ilmiah yang dihasilkan setipa mahasiswa/i ataupun dosen serta civitas akademik untuk membangun cendekiawan Indonesia.
Sorry, comments are closed for this post.